Wednesday, November 22, 2006

Rayuan Pelipat(ganda)an Uang

NITIP DUIT SEDIKIT HASILNYA SEBUKIT.
Ada saja ajakan untuk menaruh duit sedikit, tanpa bekerja, lantas bakal dapat uang banyak. Apapun namanya, saya tak mau mempelajari skema pelipatgandaan uang itu. Malas karena kadung tidak percaya — bahkan dengan setoran Rp 1.000 pun saya ogah.

Memang biasanya ada testimoni sejumlah orang. Tapi saya menganggap mereka itu lingkar terdalam dalam obat nyamuk bakar. Taruh kata 50 orang sudah terbukti beruntung, maka saya mengandaikan jika masuk akan menjadi orang yang ke-201 — padahal ujung terluar spiral bakar ada pada orang ke-210.

Gimana rumusnya? Nggak ada. Ngawur saja. Nah, soal pembedahan rasional, dengan pendekatan matematis, biasanya Priyadi lebih telaten. Saya sih pakai kebatinan saja. Maksud saya dengan membatin, “Ah paling-paling cuma ngapusi…”

Yang saya percayai selama ini cuma bank (itu pun bisa bobol) dan koperasi. Pengelolanya sadar, bahwa duit orang harus diurus secara prudent. Arisan secara tatap muka? Saya nggak pernah ikut, tapi kayaknya bisa dipercaya.

Kalau ada iming-iming lebih empuk, merdu, dan sexy, saya nggak percaya. Lho bukannya bank bisa kasih hadiah bernilai total Rp 10 miliar (dengan undian) dalam setahun? Itu kan lebih murah ketimbang menaikkan bunga satu persen untuk tabungan belasan juta nasabah.

Begitu pula iming-iming hadiah dari operator selular. Masuk akal. Kalau mau dapat mobil (diundi), tukarkan lima poin. Kalau mau dapat 50 SMS gratis (tanpa diundi), kumpulkan saja ratusan poin. Di satu sisi kita memanfaatkan hak sebagai konsumen (dapat poin tanpa meminta), tapi di sisi lain (apa boleh bikin) kitalah yang menanggung biaya promosi mereka.

Masalahnya, tawaran muluk-muluk penyelenggara pemutaran dan pelipatgandaan uang itu tak menyebut soal kemujuran maupun kemalangan. Mereka mengaku semuanya pasti, dan bakal selalu pasti. Adapun penitipan uang buat diputarkan oleh bank — di luar tabungan dan deposito — setahu saya sudah ada wanti-wanti soal risiko.

Ah, masih lebih saya percayai penyelenggara lotere legal yang diaudit. Silakan bayar, dan nggak dapat apa-apa selain peluang dan impian, kalau mujur dapat hadiah. Tapi makin gede hadiah, probabilitas kian tipis. Kalau duit habis, salah sendiri.

Kalau penggandaan uang yang ala sulap (dollar hitam), lebih tidak saya percayai lagi. Misalkan dia memang bisa menggandakan uang, mestinya diam saja, kan?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home